Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Desember 2010

LINGKUNGAN SOSIAL FAKTOR DOMINAN PEMBENTUK KEPRIBADIAN

Baik buruknya perilaku dan kepribadian seseorang tidak muncul begitu saja. Seperti halnya keberadaan alam semesta yang mengalami proses-proses pembentukan sehingga seperti sekarang ini, pembentukan kepribadian seseorang juga membutuhkan proses yang berbeda-beda. Meskipun tidak semuanya membutuhkan waktu yang singkat, bahkan banyak yang membutuhkan waktu yang lama.
Kepribadian ini memiliki pengertian sebagai himpunan dan ciri-ciri jasmani dan rohani atau kejiwaan yang relatif tetap yang membedakan seseorang dengan orang lain pada sisi dan kondisi yang berbeda-beda. Berpangkal dari pengertian bahwa kepribadian adalah suatu hal yang relatif tetap, bisa dikatakan bahwa kepribadian memang bisa dirubah ataupun berubah. Perubahan kepribadian ini ada yang berjalan menuju kearah positif, namun tidak sedikit pula yang berjalan kearah negatif. Hal ini tentu saja tidak dapat terlepas dari faktor-faktor kehidupan yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal (dari dalam dirinya) dan faktor eksternal (dari luar) seperti Faktor keturunan, faktor kebudayaan, faktor lingkungan sosial, faktor lingkungan fisik (geografis), faktor keadaan, dan masih banyak lagi.
Dari begitu banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan kepribadian, penulis ingin menitik beratkan pembahasan pada pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan kepribadian. Penulis tertarik dengan menelaah keanekaragaman lingkungan sosial yang ada saat ini, karena dari banyaknya perbedaan lingkungan, maka akan semakin banyak pula perbedaan kepribadian antar individu yang semakin menarik untuk dicermati. Lingkungan-lingkungan sosial yang beranekaragam tersebut antara lain, lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan perkotaan, lingkungan pedesaan, dan beberapa macam lingkungan lainnya yang berbeda. Dari lingkungan yang beraneka ragam tersebut penulis berharap dapat menemukan bermacam-macam proses pembentukan kepribadian, sesuai komunitas dimana seseorang berdomisili. Penulis berharap dengan mendalami dan mengupas topik ini dapat memunculkan solusi-solusi dan pemikiran-pemikiran baru tentang proses pembentukan kepribadian kearah yang positif.
Lingkungan sosial sendiri adalah suatu lingkup dimana seorang individu berinteraksi, bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan individu maupun makhluk lain sehingga memunculkan sebuah pertukaran informasi. Interaksi, sosialisasi, dan komunikasi merupakan sebuah proses dimana seseorang akan meresapi sebuah informasi dan mulai berpengaruh ke dalam dirinya sehingga mulai timbul adanya perubahan dalam dirinya. Penulis beranggapan bahwa lingkungan sosial adalah faktor dominan yang berperan penting dalam perubahan kepribadian, sebagaimana pendapat Philip Zimbardo, seorang ahli psikologi Amerika dengan penelitiannya yang diberi nama "Stanford Prison Experiment" yang menyatakan bahwa seseorang yang awalnya tidak mempunyai sejarah berbuat kejahatan dapat menjadi orang jahat, karena pengaruh lingkungan. Dari obyek penelitian hal itu terbukti dengan jelas bahkan sebelum waktu penghentian percobaan dilakukan sudah terjadi perubahan sehingga Zimbardo dapat menyimpulkan bahwa faktor lingkungan adalah faktor yang sangat kuat dan dominan dalam mengubah seseorang dari berperilaku baik menjadi jahat ataupun sebaliknya (penemuan yang menentang teori lama bahwa disposisi (kepribadian) seseorang merupakan hal yang dominan dalam merubah tingkah laku seseorang.
Melihat dari penelitian di atas berikut penulis akan mengupas satu persatu dari berbagai jenis lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perubahan atau pembentukan kepribadian seseorang.
Keluarga adalah tempat mula-mula atau lingkungan awal seseorang melakukan interaksi sosial, yang dapat menjadi awal pembentukan sebuah kepribadian seorang individu. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seorang individu mendapatkan pendidikan dan proses perubahan kepribadian. Dalam hal ini, keluarga yang dimaksud terutama adalah peran orang tua didalam melakukan transfer kasih sayang, pengetahuan, perilaku dan budaya kepada anak-anak di dalam kehidupan sehari-hari. Drs. Soewaryo Wangsanegara dalam buku Ilmu Sosial Dasar berpendapat bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Contoh dari teori itu, jika seorang anak yang hidup di tengah pengajaran orangtua yang keras akan berbeda perilakunya dengan anak hidup dalam lingkungan keluarga dengan pengajaranyang lemah lembut. Anak yang terbiasa mendapat pendidikan atau pengajaran dengan cara keras dari orangtuanya cenderung bersikap berontak dan temperamental, berbeda dengan anak yang yang hidup di lingkungan keluarga yang harmonis dan lemah lembut, cenderung tumbuh menjadi anak memiliki sifat penurut dan lebih tenang. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada awal proses pembentukan kepribadian seorang individu. Sesuatu yang diawali dan dituntun secara baik pada umumnya akan membuahkan hasil yang baik juga.
Berlanjut pada lingkup yang lebih luas, yaitu lingkungan kampus atau lingkungan perkuliahan. Dalam lingkungan ini tidak terlalu berbeda dengan lingkungan sekolah, perbedaannya biasanya terletak pada sisi kedewasaan dan pola pikir yang makin berkembang seiring bertambahnya wawasan yang di dapat dalam proses pembelajaran. Kita bisa membandingkan individu yang kesehariannya berada pada lingkungan kampus dengan individu sebaya yang tidak menjalani perkuliahan atau menganggur. Jika dibandingkan dari segi pola pikir akan terlihat lebih kontras, seorang mahasiswa yang dituntut untuk selalu berpikir kreatif, bertindak cepat, cermat dan mandiri akan lebih mudah memunculkan solusi-solusi dalam suatu permasalahan. Selain itu, karena mereka terbiasa berpikir kritis, mahasiswa akan mempertimbangkan berbagai faktor berkenaan dengan tindakan dan pilihan terlebih dahulu sebelum dilakukan. Akan tetapi, kita bandingkan dengan individu yang tidak mengenyam pendidikan, mereka yang sudah terbiasa hidup santai dan tidak dituntut untuk berpikir cepat. Akan lebih sulit untuk memikirkan sebuah solusi-solusi dari sebuah masalah. Bahkan untuk menentukan sebuah tindakan mereka terkadang tidak memikirkan baik buruknya dan akibat dari keputusan yang diambil.
Lingkungan sosial lain yang juga sangat mempengaruhi perubahan kepribadian seseorang adalah lingkungan perkotaan dan pedesaan. Langsung kepada sebuah fakta kehidupan seorang individu dimana seorang anak sebut saja bernama ALAIN yang tinggal di sebuah desa kawasan pegunungan. Selama 11 tahun ALAIN telah menjalani kehidupan di lingkungan pedesaan, yang damai jauh dari bising kota yang hingar binger termasuk selama enam tahun belajar di sebuah Sekolah Dasar di kampungnya. ALAIN tumbuh sebagai anak yang rajin, cerdas dan hemat, sederhana serta gemar menabung. Dia selalu dapat menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung, karena selain harga barang jajanan di kampung yang relatif murah, kebiasaan teman-teman sebaya yang tidak konsumtif atau tidak menghabiskan banyak uang untuk membeli jajan, disamping ketersediaan barang konsumtif juga tidak terlalu banyak.
Selepas enam tahun bergelut di Sekolah Dasar di desanya, dia mulai menjamah sekolah di daerah perkotaan. ALAIN memasuki bangku SMP di sebuah kota terdekat dengan desa tempat tinggalnya. Semuanya berubah sangat kontras, daerah perkotaan yang menyediakan banyak fasilitas-fasilitas seperti supermarket, warnet, dan tempat-tempat bermain lainnya, ditambah dengan pola hidup teman-temannya yang berasal dari berbagai penjuru kota dengan variasi kebiasaan pola hidup yang berbeda. Dengan komunitas baru yang penuh berbagai fasilitas dan tuntutan kebutuhan yang ada, membuat ALAIN harus menyesuaikan pola kehidupan yang berbeda dengan di desanya. ALAIN berangsur menjadi individu yang lebih konsumtif dengan kata lain boros, karena tersedianya berbagai fasilitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun semuanya bergantung pada diri mereka masing-masing, namun tetap saja lingkungan berperan kuat untuk merubah kepribadian seseorang.
Uraian di atas memberikan sebuah gambaran menarik tentang perubahan kepribadian individu dimana dari berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian seseorang, faktor lingkungan yang menjadi bagian terpenting dari perubahan kepribadian. Meskipun ada faktor-faktor lain yang mendukung proses perubahan kepribadian, tetapi dari teori-teori dan fakta-fakta yang terjadi di dalam kehidupan sosial sekarang ini, sudah membuktikan bahwa lingkungan sosial adalah faktor yang dominan yang dapat merubah sebuah kepribadian.
Dengan pembahasan terdahulu, diharapkan dapat menumbuhkan pemikiran untuk menjaga keselarasan kehidupan social yang tumbuh dan berkembang secara proporsional sehingga dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian individu. Kamajuan teknologi yang berjalan sangat cepat sehingga ketersediaan fasilitas penunjang hajat hidup masyarakat hendaknya dapat disikapi secara positif sehingga dapat lebih memberikan sumbangsih kearah kemajuan dengan tanpa menghapuskan kehalusan budi pekerti luhur nenek moyang bangsa Indonesia yang santun dan luhur. Meraih kemajuan dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang semakin maju bukan berarti harus meninggalkan budaya yang bangsa yang santun dan luhur dengan perubahan kepribadian individu yang berkembang tanpa batas. Kita harus maju dan berteknologi akan tetapi harus menjadi individu yang berkepribadian santun dengan tetap berpedoman pada norma kehidupan bermasyarakat yang berkepribadian luhur.

Jumat, 10 Desember 2010

penerapan statistika

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri).

Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta quick count (perhitungan cepat hasil pemilu).

Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan dan sebagai peranti lunak atau paket program yang digunakan untuk mempermudah penggunaan perhitungan matematis melalui komputer. sekarang ini sudah banyak paket program (software) untuk aplikasi Statistika seperti Minitab, SPSS, E Views, SAS, R, Lisrel, dan masih banyak software baru yang bermunculan.


sumber :http://www.analisastatistik.com/olah-data/penerapan-statistika.html